Park Seo Jung (OC)
Lee Donghae
Jessica Jung
Genre:
romance, school life.
Words: 1443
Author: saya
sendiri dan teman saya. Mungkin seperti kolaborasi. Saran dan kritik sangat
dibutuhkan. Maaf untuk typonya :D
Happy
reading..
seo jung pov
Dingin. Itu
mungkin kesan pertama orang-orang setelah pertamakali melihatnya. Tapi, tidak
denganku. Lee Taemin. Namja yang akhir-akhir ini selalu menyita perhatianku. Dia bukan namja
populer seperti Choi Minho dengan wajah rupawannya. Atau Kim Jonghyun, dengan suara emasnya. Tapi dia
hanyalah namja kutu buku yang setiap istirahatnya ia habiskan di perpustakan.
Tapi takbisa kupungkiri lagi. Aku ‘Menyukainya’
.
.
.
.
Bel
istirahat berbunyi. Akupun keluar kelas tanpa tahu apa yang akan aku lakukan.
Tiba-tiba sahabatku, Jessica menghampiriku.
“Heyy
siang-siang begini sudah melamun.! Kenapasih sahabatku yang satu ini, Tuhan?”
ejek Jessica saat melihatku duduk termenung diatas tumpukan bernama hijau,
sebutlah rumput.
“Ahh~ aku
sedang tidak mood bercanda Jessica Jung!!” ungkapku dengan setengah
berteriak.
“Eoh eoh, teman
kami yang satu ini sedang bersedih rupanya.. haha” godanya lagi.
“Kau ini!!”
teriakku sambil menjitaknya.
“aaa..
sakit.” Lirihnya. “okay okay, kau ini sebenarnya kenapa?” Tanya Jessica
serius.
Aku kembali
pada posisiku sebelumnya. Dan kembali memeluk kakiku.
“eumm,,
Jessica, apa artinya jika dihadapan seseorang jantungku berdetak lebih cepat?”
tanyaku dengan berbisik padanya.
“Ooo rupanya
perasaan itu yang membuatmu bingung? Kau bertanya pada orang yang tepat!” jawab
Jessica sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri.
“Jadi…”
perkataanku terhenti saat Jessica angkat bicara.
“Aku tahu.
Kau pasti sedang jatuh cinta pada seorang namja? Ya kan? Siapa namja itu?
Minho? Key? Jonghyun? atau.. Onew?” tanyanya beruntun.
“Ya, aku
sedang jatuh cinta. Tapi..” ‘Lagi’ perkataanku terpotong saat Jessica mulai
bicara.
“Tapi kau
tidak bisa mendapatkan mereka? Kalau itusih aku bisa jamin! Dalam waktu tiga
hari kau bisa jadian dengan mereka ‘Sekaligus’!” Potongnya sambil
mengacung-ancungkan tangannya dihadapanku.
“Tidak. Bukan
ketiganya..” tanggapku cepat.
“Lalu siapa
yang membuatmu jatuh cinta padanya eoh?” tanyanya.
“eumm,, dia
kutu buku, sikapnya dingin, dan selalu juara kelas”
Sepertinya
kata-kata yang terakhir itu memberi banyak petunjuk pada Jessica. Siapa lagi
juara kelas di kelas XII kalau bukan..
“Lee Taemin?
Kau menyukainya hah? Sadarlah nona Park! Dia itu..”
“Iya, aku
tahu, pasti kau menganggpnya namja penunggu
perpus yang kuper dan kurang bergaul dengan orang lain kan? kan?”
“eumm, iya
sih. Tapi berhubung sahabatku menyukainya, aku mendukungmu. Hwaiting seojung!!” jawab Jessica sembari mengepalkan
tangannya.
“Tapi
bagaimana cara dekat dengannya?” gumamku
“apa yang kau lihat?”
“taemin sunbae..”
“ne?”
Ah.. tunggu, apa yang baru saja kuucapkan?
Sica mengikuti arah pandanganku
“a..a bukan apa-apa” oh, baiklah sepertinya Sica sudah tau apa yang ku
lihat
“Jiyeon datang”
Sica meyikut lenganku. Jiyeon, siapa sih yang tidak kenal yeoja itu..
Dia senior kami yang paling terkenal. Aku terus memperhatikannya, bahkan
saat ia berjalan, semua orang langsung memberinnya jalan. Kupikir itu terlalu
berlebihan, mungkin benar, ia sangat cocok di sebut bunga mawar, cantik tetapi
berduri. Tapi siapa namja yang peduli tentang itu..
Mungkin sekarang bukan waktunya membicarakan itu, pandanganku mencari-cari
namja itu, di antara namja lain yang sedang memandang Jiyeon takjub aku
menemukannya, Taemin masih saja serius membaca novelnya
Aku tau dia sangat jarang bicara dengan yeoja dan lebih banyak bersama Kyungsoo atau Jongdae, tapi yeoja itu Park Jiyeon!
Author pov
-RINGDINGDONGRINGDINGDONGDING-
Bel sekolah
kami pun berbunyi.
“Baiklah,
aku harus kembali ke kelasku dulu ne, Seo Jung! Ada tugas yang belum kuselesaikan.”
ucap Jessica sambil bangkit dari tempat ia duduk tadi dan berlari menuju kelas x B, kelasnya.
“Ne,” jawab seojung singkat. Lalu ia berjalan menuju
kelas.
Tapi. Saat
dijalan, Seojung melihat namja yang sedaritadi di fikirkannya. Dan ia menabraknya!
Seo jung Side
“M..m..mianhae”maafku.
“nado, maaf
aku tidak melihatmu, aku terlalu sibuk membaca ini” jawab Taemin dengan
mengacung-acungkan novel tebal yang sepertinya baru ia pinjam sambil tersenyum
padaku.
'Ya ampun.
Apakah aku bermimpi?. Tolong bangunkan aku Tuhan!. Tadi ia tersenyum padaku?.
Apa aku tak salah melihat?. Tolong jangan biarkan hambamu ini bermimpi terlalu
tinggi Tuhan..'
Lalu ia
pergi meninggalkanku yang masih berfikir keras ‘apakah aku bermimpi’. Huh pasti
aku terlihat bodoh dihadapannya!.
“Ommo! Aku
terlambat masuk kelas! Apalagi sekarang sedang pelajaran matematika. Mati aku!.”
gumamku saat berjalan menuju kelas x A. ya itu kelasku. Tampak seorang guru bermuka garang
menatapku saat aku membuka pintu.
“m..m..m..mmiannhae”
pintaku pada guru yang sedaritadi menatapku sinis.
“silahkan
tutup pintu dari luar nona Park!!” perintahnya.
DEG
Jantungku
seperti terlonjak saat mendengarnya.
“mm.. nde”
jawabku lesu. Akupun menutup pintu kelas dengan perlahan.
“oiya,
jangan kau masuk kelas sebelum jam pelajaran selesai!” tegasnya.
Jadi? Aku
tidak boleh mengikuti pelajaran? Sungguh guru kejam! Geramku.
Setelah
menutup pintu kelas, aku memutuskan untuk pergi ke taman
“emmm..
disini udaranya dingin sekali. Mengasyikkan!”. Aku berlari menuju sungai
didekat taman.
“Waah,
airnya dingin sekali.” Bisikku sambil menyunggingkan seulas senyum manisku.
Tiba-tiba..
“Hmm..
disini dingin sekali ya..”ucap seseorang yang tiba-tiba saja duduk disampingku.
Akupun
menoleh. Dan langsung kaget dibuatnya. LEE TAEMIN!! Namja yang sedaritadi
kupikirkan. Ternyata benar ada disini. Aaa.
“Eh,
kenapa kau disini?”
“Kalau
kau?”. Taemin malah balik Tanya
ke aku!
“Aku
dihukum, tidak boleh mengikuti pelajaran” ucapku pelan.
“ooh
kalau begitu kita sama dong”ucapnya lagi.
“o”
komentarku singkat.
……
*hening*
“apa
kau tidak merasa dingin huh?” tanyanya.
Ommooo
baru sekali ini dia bertanya suatu hal yang normal padaku. Biasanya, kalau aku
ditanyanya, hanya “Bagaimana sih?” atau “Kok kayak begitu aja nggak
bisa?”
“eem,
iya” jawabku singkat. Ya, karena jantungku ini terasa jungkir balik saat berada
di dekatnya. Huuft~ sabarkan dirimu Park SeoJung.
*hening
kembali*
Ditengah
keheningan dan semilir angin yang lembut namun menusuk kulit ini, hujan turun
dengan perlahan.
“ya!
Hujan” teriaknya sambil melepas jaket cokelatnya, dan kalian tahu? Dia memakakaikannya kepadaku! Rasanya aku mau berteriak
memanggil eommaku sekarang.
“hey,
ini hujan, apa kau tidak mau berteduh?” tanyanya. Lebih tepat sindirnya
menurutku.
“ooo,
nde, kajja”
Kami berlari menuju gedung sekolah yang tidak jauh dari kami. Aku duduk sambil
memandang hujan yang turun lumayan deras.
*hening*
Aku terlalu gugup untuk memulai pembicaraan, bahkan
lebih gugup darisaat mempresentasikan pidato bahasa inggris yang panjangnya
satu lembar minggu lalu, aku pikir lebih baik diam.
“wae?” tanyanya.
“nde?”
“kenapa memandangku begitu?”
“aa.. keuge..” segera ku palingkan wajahku, aku tak
tau harus menjawab apa.
“Seo Jung?” suara hujan memang terdengar sangat
jelas, namun suara itu, suara yang memanggil namaku, itu Taemin..
“nde?”
“buku fisikamu..” Taemin menggantungkan ucapannya.
“aku tak sengaja menemukannya di depan lokermu”
“benarkah? Pasti aku menjatuhkannya saat terburu buru”
tangan kananku menggaruk tengkukku yang sebenarnya tidak gatal.
“kau menyelipkan sesuatu di sana?” aku mencoba
mengingat apa yang kuselipkan di sana.
“maksudmu kertas ulangan dengan nilai merah itu?!” Tuhan bagaimana ini, Taemin melihat nilaiku… aakkh harusnya aku belajar malam
itu, lagi-lagi kertas mengerikan itu kembali kuingat,dengan rumus – rumus yang
langsung membuatku mulas ketika membacanya.
“tapi bukan itu maksudku”
aku mengerutkan dahi..
“kertas yang berada di halaman belakang buku itu”
Aku kembali berfikir.
Mataku seketika melebar.
Aigoo!
‘taemin sunbae aku menyukaimu, walau nilai fisikaku
selalu jelek aku akan berusaha , aku menyukaimu aku menyukaimu aku menyukaimu
LEE TAEMIN’
Seketika tulisan tulisan itu kembali teringat.
“kau melihatnya?”
Taemin mengangguk.
‘itu memalukan!’
Taemin terus memandangku.
“sunbae i.. igeo..”
“nado” apa katanya?
“eung?”
“aku juga menyukaimu” aku benar – benar tak dapat
mengendalikan ekspresiku. Yang benar saja, selama ini ia selalu bersikap dingin dan cuek, bahkan Park
Jiyeon pun tak membuatnya jatuh hati. Tapi kenapa ia mengatakan ini?
“awalnya aku tidak tau kalau kau menyukaiku, jadi aku
menyembunyikan perasaanku”
Aku masih terdiam.
“jadi bagaimana?”
eh?
“apanya yang bagaimana?”
“jika dua orang saling mencintai, lalu mereka akan
berpacaran” Taemin mengepalkan tangannya di depan dada.
“jadi?”
“jadi kau yeojaku sekarang” kali ini sikapnya sangat
berbeda, ia tersenyum sangat manis padaku.
“oh, kau tak kembali ke kelas?” aku masih memandang
wajahnya.
“kajja..” Taemin mengulurkan tangannya.
***
Aku dan Sica berjalan beriringan sambil mengobrol,
beberapa menit yang lalu bel pulang telah berbunyi, biasanya jika pulang
sekolah begini Taemin akan duduk di salah satu kursi dekat gerbang dan biasanya
ada temannya yang lain.
“Seojung-ya” Sica menyikut lenganku.
“sepertinya Taemin sunbae menunggumu” aku mengikuti
pandangan Sica , dan benar saja Taemin berdiri di dekat gerbang , tangan
kanannya menggenggam sebuah novel.
“oh dia datang, dia datang” Sica tampak antusias.
Taemin berdiri di dapanku.
“kalian akan pulang bersama lagi ya? Wah, ini karena Saemin sunbae, aku jadi jarang pulang dengan Seojung” Sica mempourtkan bibirnya.
“kalau begitu kau bisa pulang bersama kami” kataku.
“mwo? Bagaimana bisa, nanti semua orang mengira aku
orang ketiga nya. Oh Donghae oppa!”
Sica melambaikan tangannya pada Donghae dan disambut
lambaian tangannya.
“Seojung-ya kalau begitu aku pulang bersama Donghae
oppa saja, sampai ketemu besok”
Aku dan Taemin memperhatikan Sica dan Donghae.
“kajja” Taemin menggenggam tanganku.
“bagaimana kencan pertama kita? Makan daebbokki?”
“gurae, jadi
kita makan daebbokki?” ucapku riang.
end